BISYARAH BUAT PAK KYAI
Oleh Dr. Nurbani Yusuf, Komunitas Padhang Makhsyar
Assuaiby.com, Sidoarjo - Suatu kali Kyai Hadji Abdul Razaq Fakhrudin yang populair disebut Pak AR, mengembalikan amplop yang diterima ke Kas Bendahara PP Muhammadiyah karena mendapatkan amplop usai ceramah. Bendahara PP itu heran dan bertanya kenapa disetor ke kas lagi ? — beliau menjawab ringan: tadi saya diundang atas nama PP. Bukan atas nama pribadi.
Ke hati-hatian Pak AR ini sudah sangat langka— termasuk saya hanya bisa bercerita tapi tak bisa meneladani. Kesederhanaan dan kejujuran Pak AR ini sungguh sangat teruji. Beliau menempati rumah yang dipinjami PP. Jual bensin eceran dan ngantur naik kendaraan yamaha butut. Bukan mengada-ada tapi memang demikian adanya.
*^^^^*
Buya Syafii Maarif Ketum PP yang lain juga sama. Setiap dapat bisyarah atau amplop dikumpulkan, kemudian diberikan kepada yang membutuhkan. Insya Allah tidak seperti yang mereka tuduhkan.
Suatu kali datang tiga orang dengan kebutuhan berbeda:
Buya, saya sudah sebulan tidak bayar kontrakan. Buya, saya hendak menikah belum ada bekal. Buya, saya sudah sebulan telat belum bayar spp. Kemudian Buya masuk kamar membawa sepuluh amplop yang belum dibuka kemudian dibagikan kepada masing-masing tiga amplop dan satu mendapat empat.
Buya tak pernah buka amplop bisyarah atau honor mengaji : sama seperti saya. Tak pernah buka amplop sebab yang rajin buka adalah isteri saya … 🙏🏻😁😁😁
Di jaman gelap kebaikan tak boleh disembunyikan — saya haqqul yaqqin semua kyai dan ulama sama. Mereka mendapatkan kemudian membelanjakan kepada yang lebih berhak.
*^^^^*
Tradisi di Muhammadiyah memang tidak mengenal bisyarah— para santri datang dan pergi tanpa membawa apapun. Disuguh se adanya, kadang diberi minum kadang air putih, kadang tidak sama sekali. Bahkan tradisi sowan atau ziarah ke rumah guru juga tidak mentradisi sesuatu yang menurut saya menjadi bagian dari yang hilang di Muhammadiyah: tradisi silaturahim.
Ayah Imam Syafiii pernah dihukum menikahi perempuan buta, bisu dan lumpuh karena makan buah delima yang hanyut di sungai. Tanpa ijin pemilik. Berjalan berhari menyusur sungai berharap mendapat penghalalan.
Khalifah Umar bin Abdul Aziz ditolak bendahara negara ketika mengajukan pinjaman buat beli baju hari raya dua putrinya dengan menjaminkan gajinya bulan depan. Apakah khalifah yakin bulan depan masih hidup sehingga mengagunkan gaji bulan depan?
*^^^**
Para ulama adalah hamba yang paling takut kepada Allah, paling malu, ditagih menjaga diri, wara’ dan menjauhkan dari subhat. Meski sebesar zahrah.
Nabi saw teladan agung adalah manusia paling pemalu. Pernikahannya dengan Zainab binty Jahsy menyembelih dua ekor domba gemuk. Beliau mengundang para sahabat walimahan. Ada dua sahabat yang tidak pulang pulang padahal acara selesai sementara nabi saw malu menyuruhnya pulang hingga turun surat al ahzhab ayat 53.
Allah berfirman Al Mujadillah 12:
Hai orang-orang beriman, apabila kamu mengadakan pembicaraan khusus dengan Rasul hendaklah kamu mengeluarkan sedekah (kepada orang miskin) sebelum pembicaraan itu. Yang demikian itu lebih baik bagimu dan lebih bersih, jika kamu tidak memperoleh (yang akan disedekahkan) maka seseungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Tapi Ayat ini sudah di nasakh : pada ayat 13 nya.
*^^^*
Kita hidup pada kawasan di mana ta’alimut ta’alim tidak berlaku. Guru dan Kyai Dianggap manusia biasa. Manusia dianggap sama. Kawasan di mana kesucian guru di lazimkan, keramat dan keta’dziman di anggap deskriminasi … kontrol masyarakat menjadi bagian dari resiko ketika tradisi pesantren dan perihidup kyai digo- publik- an .. ‘. 🙏🏻🙏🏻❤️❤️
Sumber: @nurbaniyusuf komunitas padhang maksyar
Admin: Sudono Syueb
0 Komentar