NGELI NING ORA KELI DAN MODERASI ISLAM
Oleh Sudono Syueb
Assuaiby.com, Sidoarjo - Ungkapan "Ngeli ning ora keli" dalam bahasa Jawa memiliki arti "mengikuti arus tapi tidak hanyut".
Ungkapan ini merupakan filosofi hidup yang mengajarkan tentang pentingnya menyesuaikan diri dengan lingkungan dan perubahan, tetapi tetap menjaga prinsip dan integritas diri. Ungkapan ini sering dikaitkan dengan ajaran Sunan Kalijaga yang berbunyi "Anglaras ilining banyu, angeli ananging ora keli", yang berarti "menyesuaikan diri dengan aliran air, hanyut tapi tidak tenggelam".
Secara lebih rinci, "Ngeli ning ora keli" mengandung beberapa makna:
1. Menyesuaikan diri:
Seseorang harus mampu beradaptasi dengan perubahan dan situasi yang ada di sekitarnya, seperti halnya air yang mengikuti alur sungai.
2. Tidak hanyut:
Meskipun mengikuti arus, seseorang tidak boleh kehilangan jati diri dan prinsipnya. Ia harus tetap teguh pada nilai-nilai yang diyakininya, tidak terpengaruh oleh hal-hal negatif yang ada di sekitarnya.
3. Fleksibel namun berpendirian:
Ungkapan ini mengajarkan keseimbangan antara fleksibilitas dan keteguhan hati.
Seseorang harus mampu menyesuaikan diri dengan situasi, namun tetap memiliki prinsip yang kuat.
4. Menjaga keseimbangan:
"Ngeli ning ora keli" juga mengajarkan tentang pentingnya menjaga keseimbangan antara menyesuaikan diri dengan dunia luar dan menjaga kedalaman batin.
Dalam konteks kehidupan, filosofi ini bisa diterapkan dalam berbagai bidang, seperti dalam pekerjaan, hubungan sosial, dan pengambilan keputusan.
Seseorang yang menerapkan filosofi ini akan mampu beradaptasi dengan perubahan, namun tetap menjaga integritas dan prinsip-prinsipnya.
Sementara moderasi lslam adalah konsep yang menekankan pada jalan tengah, toleransi, dan keseimbangan dalam menjalankan ajaran Islam.
Konsep ini berupaya menyeimbangkan antara nilai-nilai agama dengan konteks sosial, budaya, dan zaman yang dinamis, serta menghindari ekstremisme dalam berbagai aspek kehidupan.
Berikut adalah beberapa poin penting terkait konsep moderasi lslam:
Prinsip-prinsip Moderasi lslam:
- Wasathiyah (Jalan Tengah): Mengambil posisi tengah dalam berbagai masalah, menghindari sikap berlebihan atau ekstrem dalam beragama.
- Tawazun (Keseimbangan): Menjaga keseimbangan antara berbagai aspek kehidupan, baik duniawi maupun ukhrawi, serta antara hak dan kewajiban.
- Tsamuh (Toleransi): Menghargai perbedaan dan menjalin hubungan baik dengan pemeluk agama lain.
- Musawah (Kesetaraan): Mengakui kesetaraan semua manusia tanpa memandang perbedaan suku, ras, atau agama.
- l'tidal (Keadilan): Bersikap adil dalam segala hal, baik dalam hubungan dengan Allah maupun sesama manusia.
- Syura (Musyawarah): Menyelesaikan masalah dengan cara bermusyawarah dan mencari kesepakatan bersama.
- lslah (Perbaikan): Berupaya terus menerus memperbaiki diri dan lingkungan sekitar.
- Awlawiyah (Prioritas): Mengutamakan kepentingan umum yang lebih besar dan bermanfaat bagi masyarakat.
- Tathawur wa Ibtikar (Dinamis dan Inovatif): Mampu beradaptasi dengan perubahan zaman dan menciptakan pembaruan yang positif.
- Tahadhdhur (Peradaban): Menjunjung tinggi nilai-nilai peradaban yang luhur dan berakhlak mulia.
Penerapan Moderasi lslam
1. Dalam Beragama:
Mengambil jalan tengah dalam beribadah, menghindari sikap berlebihan atau mengabaikan ajaran agama.
2. Dalam Sosial:
Menghormati perbedaan, menjalin kerukunan antarumat beragama, dan berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.
3. Dalam Politik:
Berpartisipasi dalam proses demokrasi, menghormati hukum dan konstitusi, serta menghindari kekerasan.
4. Dalam Budaya:
Menghargai budaya lokal, melestarikan nilai-nilai luhur budaya, dan beradaptasi dengan perkembangan zaman.
Manfaat Moderasi lslam
- Menciptakan suasana yang kondusif dan harmonis dalam masyarakat.
- Mencegah terjadinya konflik dan kekerasan yang berbasis agama.
- Membangun peradaban yang lebih baik dan berkelanjutan.
- Meningkatkan citra Islam yang positif di mata dunia.
Moderai lslam bukan hanya sebuah konsep, tetapi juga sebuah pilihan sikap dan perilaku yang harus diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian, bisa dikata bahwa moderasi lslam adalah wujud mediasi antar dua tarikan Islam ekstrim, yakni Islam kanan dan Islam kiri. Tidak saling menyalahkan...
Admin: Muhammad Djiwandono
0 Komentar