Meneguhkan Jalan Pelajar Putri untuk Izzul Islam wal Muslimin



Meneguhkan Jalan  Pelajar Putri untuk Izzul Islam wal Muslimin

Oleh: Nunung Kaniawati
Ketua Korps PII Wati Jawa Barat ( 1985-1987)

Assuaiby.com, Jawa Barat - Dalam denyut sejarah gerakan pelajar Islam di Indonesia, kelahiran PII Wati bukan sekadar penambahan unit organisasi, melainkan peneguhan kembali eksistensi perempuan Muslim dalam panggung perjuangan umat dan bangsa. PII Wati lahir dari rahim sejarah yang panjang, ketika pelajar putri Islam Indonesia tidak sekadar hadir sebagai pendukung perjuangan, tetapi sebagai subjek utama perubahan. Ia hadir bukan karena tuntutan zaman semata, tetapi sebagai keniscayaan fitrah dan amanah.

*Latar Historis: Fitrah yang Berjuang*

Dalam Muqaddimah Peraturan Dasar Korps PII Wati, dinyatakan bahwa perkembangan hidup dan perikehidupan umat Islam Indonesia telah sampai pada taraf di mana Pelajar Islam Indonesia, sebagai kader revolusi dan kader umat, memegang peranan penting dan utama. Dan dalam medan peran itu, tak ada dikotomi antara laki-laki dan perempuan kecuali dalam fitrahnya.

Latar belakang kelahiran PII Wati bersumber dari semangat yang mengakar kuat pada prinsip Islam bahwa perempuan memiliki hak dan tanggung jawab yang sama dalam berkontribusi untuk kejayaan umat. Ini ditegaskan dalam Pasal 111 Peraturan Dasar PII yang membuka ruang konsolidasi kultural dan ideologis bagi terbentuknya pribadi Muslimah yang konsekuen, mandiri, dan teguh pada prinsip Islam.

Dengan demikian, PII Wati lahir sebagai bentuk artikulasi dari kebutuhan strategis: bahwa perempuan pelajar Islam memerlukan ruang kaderisasi yang khas, selaras dengan nilai keislaman dan keindonesiaan, namun tetap responsif terhadap dinamika zaman.

*PII Wati: Sekolah Kepemimpinan Muslimah*

Sebagai wadah kaderisasi pelajar putri Islam, PII Wati tidak hanya mencetak pribadi-pribadi shalihah dalam arti spiritual semata, tetapi juga tangguh secara intelektual dan sosial. Latihan-latihan kepemimpinan yang dijalani oleh kader PII Wati melahirkan Muslimah yang sadar peran, baik sebagai pribadi, anak bangsa, maupun umat.

Dalam tradisi PII Wati, kepemimpinan bukan dimaknai sebagai ambisi memimpin, tetapi sebagai pengabdian terhadap amanah dakwah. Kader-kader PII Wati dididik untuk menjadi pribadi yang kokoh dalam keyakinan, luas dalam wawasan, serta aktif dalam membela kebenaran dan keadilan sosial. Karena itulah, tak heran bila dalam sejarah bangsa ini, banyak tokoh perempuan nasional lahir dari rahim kaderisasi PII Wati.

Kita bisa menyebut nama-nama perempuan hebat yang pernah mengenyam proses pembinaan di bawah panji PII Wati. Mereka menjadi akademisi, aktivis sosial, anggota legislatif, birokrat, pengusaha, bahkan pemimpin organisasi kemasyarakatan dan keagamaan. Mereka tidak sekadar hadir sebagai representasi simbolik, tetapi sebagai motor penggerak perubahan dengan prinsip Islam sebagai kompas utama.

*Konsistensi PII Wati di Tengah Dinamika Zaman*

Tantangan zaman terus berubah. Modernitas menghadirkan peluang sekaligus ancaman. Di tengah derasnya arus liberalisme, konsumerisme, dan krisis identitas di kalangan remaja, PII Wati hadir sebagai rumah ideologis yang membentuk identitas keislaman yang sehat, progresif, dan kontributif.

Konsistensi PII Wati dalam menjaga nilai Islam, dalam konteks pelajar putri, menjadi penting dalam era disrupsi ini. Dalam dunia yang semakin kompetitif, perempuan Muslim harus tetap memiliki standar nilai yang jelas dan kokoh. Di sinilah PII Wati memainkan peran strategis: menciptakan kristalisasi, konkritisasi, dan harmonisasi nilai dalam diri anggotanya.

*Menuju Izzul Islam wal Muslimin*

Tujuan utama PII Wati bukan sekadar membentuk pelajar pintar dan berprestasi, tetapi melahirkan pemimpin masa depan yang mampu mewujudkan Izzul Islam wal Muslimin, kemuliaan Islam dan umat Islam, melalui jalur pendidikan, dakwah, dan kontribusi sosial.

Dalam era pasca-kebenaran dan pasca-ideologi, PII Wati justru menawarkan arah baru: ideologi Islam sebagai jalan penyelamat bangsa. Ketika nilai-nilai sekular dan nihilisme merasuki pendidikan dan budaya, PII Wati mengingatkan kita pada nilai-nilai dasar: tauhid, ukhuwah, dan amanah.

*Perempuan Pelajar, Pilar Umat dan Bangsa*

Selamat datang PII Wati, engkau bukan sekadar organisasi. Engkau adalah tafsir dari harapan umat yang lama terpendam. Engkau adalah laboratorium kaderisasi yang membentuk generasi perempuan Muslim pembela kebenaran. Engkau adalah pelita yang menyala di tengah gelapnya zaman.

Semoga PII Wati terus melahirkan pribadi Muslimah yang teguh iman, cerdas akal, dan lapang dada dalam mengabdi untuk umat dan bangsa. Dalam lintasan sejarah Islam dan Indonesia, perempuan bukan hanya bagian dari cerita—tetapi penentu arah sejarah itu sendiri.

Sumber: GWA KB-PII Jatim

Admin: Sudono Syueb

0 Komentar