Jarwo Dosok dan Tafsir: Sebuah Metode Berfikir untuk Mencari Makna Simbolik

Jarwo Dosok dan Tafsir: Sebuah Metode Berfikir untuk Mencari Makna Simbolik



Oleh Sudono Syueb 

Assuaiby.com, Sidoarjo - Jarwo dalam konteks budaya Jawa, khususnya dalam metode berpikir disebut "Jarwo Dosok", memiliki beberapa makna. Secara umum, "Jarwo" bisa berarti menimbang, menilai, menakar, atau membawa. 

Namun, dalam konteks "Jarwo Dosok", "Jarwo" juga bisa dimaknai sebagai upaya untuk membawa sesuatu ke atas, ke arah yang lebih tinggi atau luhur, sering diartikan sebagai langit. 

Lebih detailnya, "Jarwo Dosok" adalah sebuah metode untuk mencari makna simbolis dengan menghubungkannya dengan konsep-konsep luhur, seringkali terkait dengan dunia langit atau konsep ketuhanan.
 
Contoh penggunaan:

Kata "garwa" (pasangan hidup/suami/istri):
Dalam Jarwo Dosok, "garwa" diartikan sebagai pemendekan dari "sigaraning nyawa" (belahan jiwa), yang menunjukkan bahwa pasangan adalah bagian yang tak terpisahkan dari diri seseorang. 

Kehidupan manusia:

Jarwo Dosok juga bisa diterapkan pada fase-fase kehidupan manusia, seperti buah kelapa, yang menggambarkan perjalanan hidup dari masa kanak-kanak (bluluk), remaja (cengkir), dewasa (degan) hingga tua (kambil). 

Jadi, "Jarwo" dalam "Jarwo Dosok" bukan sekadar kata, melainkan sebuah metode berpikir untuk memahami makna yang lebih dalam dan lebih tinggi dari suatu hal.

Sementar itu Tafsir adalah ilmu yang mempelajari pemahaman dan penjelasan makna Al-Quran, termasuk aspek bahasa, hukum, dan hikmah yang terkandung di dalamnya. Secara sederhana, tafsir adalah proses "membuka" makna yang tersembunyi atau samar dalam ayat-ayat Al-Quran. 

Berikut adalah penjelasan lebih rinci mengenai pengertian tafsir:

Secara bahasa (etimologi):
Kata "tafsir" berasal dari bahasa Arab, akar katanya adalah "fasara" yang berarti menjelaskan, menerangkan, atau menyingkap. 

Jadi, secara bahasa, tafsir berarti penjelasan, keterangan, atau uraian. 

Secara istilah (terminologi):

Tafsir adalah ilmu yang mempelajari cara memahami, menjelaskan, dan menafsirkan Al-Quran. 

Tafsir bertujuan untuk mengungkap makna yang terkandung dalam ayat-ayat Al-Quran, baik secara lafazh (kata-kata) maupun secara keseluruhan. 

Tafsir juga mencakup pemahaman tentang hukum-hukum, hikmah, dan pelajaran yang terkandung dalam Al-Quran. 

Tafsir tidak hanya sekedar menerjemahkan kata-kata, tetapi juga memahami konteks sejarah, bahasa, dan budaya saat Al-Quran diturunkan. 

Tujuan Tafsir:
- Memberikan penjelasan yang jelas dan komprehensif tentang makna ayat-ayat Al-Quran. 
- Membantu memahami hukum-hukum dan ajaran Islam yang terkandung dalam Al-Quran. 
- Menjadikan Al-Quran sebagai pedoman hidup yang relevan dalam berbagai zaman dan kondisi. 

Perbedaan Tafsir dan Terjemah:

- Terjemah: adalah penerjemahan kata per kata dari bahasa Arab ke bahasa lain, sedangkan tafsir adalah penjelasan makna yang lebih mendalam dan komprehensif.

- Terjemah hanya memberikan pemahaman permukaan, sedangkan tafsir memberikan pemahaman yang lebih kontekstual dan mendalam. 

Contoh:
Jika dalam Al-Quran terdapat ayat tentang perintah shalat, terjemahan hanya akan memberikan arti kata per kata. 

Namun, tafsir akan menjelaskan bagaimana cara shalat yang benar, waktu-waktu shalat, syarat sah shalat, dan hikmah dari shalat. 

Tafsir juga akan menjelaskan konteks diturunkannya ayat tersebut, apakah ada sebab nuzul (sebab turunnya ayat) ataukah ada asbabun nuzul (keterkaitan ayat dengan peristiwa tertentu). 

Dengan demikian, tafsir memiliki peran penting dalam memahami Al-Quran secara utuh dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Admin: Muhammad Djiwandono

0 Komentar