URIP KUDU URUP DAN ALTRUISME ISLAM
Oleh Sudono Syueb
Assuaiby.com, Sidoarjo - "Urip kudu urup" adalah sebuah filosofi Jawa yang berarti "hidup itu menyala". Menyala di sini berarti bermanfaat. Ungkapan ini mengajarkan bahwa hidup seharusnya memberikan dampak positif bagi orang lain, layaknya api yang memberikan cahaya dan kehangatan.
Arti perkata:
Urip: berarti hidup.
Kudu: berarti harus.
Urup: berarti menyala, bercahaya, atau bermanfaat.
Jadi, "urip kudu urup" menekankan pentingnya menjalani hidup dengan memberikan manfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Ini bukan hanya tentang keberadaan fisik, tetapi juga tentang bagaimana seseorang dapat memberikan kontribusi positif bagi lingkungannya.
Makna filosofis:
1. Memberikan manfaat:
Hidup seharusnya tidak hanya tentang keberadaan diri sendiri, tetapi juga tentang bagaimana kita bisa bermanfaat bagi orang lain, seperti api yang menerangi dan menghangatkan.
2. Menyebarkan kebaikan:
Filosofi ini mendorong setiap individu untuk berbuat baik dan menyebarkan kebaikan kepada sesama, menciptakan lingkungan yang lebih baik.
3. Memiliki tujuan dan makna:
Hidup harus memiliki tujuan yang jelas dan makna yang mendalam, yaitu memberikan manfaat bagi orang lain.
4. Menjadi teladan:
Seseorang yang menjalani filosofi ini diharapkan menjadi teladan bagi orang lain, menginspirasi mereka untuk hidup lebih baik dan bermanfaat.
Falsafah _Urip kudu urup_ ini nampaknya bersumber dari
Altruisme lslam yang mendorong umat lslam untuk menjadi makhluk sosial yang altruistik, yang gemar tolong menolong dalam kebaikan sebagaimana tertuang pada firmanNya, QS. Al-Maidah ayat 2:
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ
” … Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran…”.
Nabi Muhammad saw. juga mendorong umatnya untuk menjadi manusia yang altruistik dengan memberi manfaat pada orang laim, dengan sabdanya:
وَخَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
“Sebaik-baik manusia adalah dapat memberikan kemanfaatan bagi yang lainnya” (HR. Ahmad dan Ad-Daruquthni).
Karena oada hakekatnya sifat altruis yang kita lakukan itu akan kembali ke kita lagi seoerti firman Allah Ta'ala dalam surah Al-Isra’ ayat 7 yang berbunyi:
إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا
Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri.
Berbuat baik yang altruistik dalam lslam merupakan akhlak mulia yang merupakan perwujudan dari bentuk amalan ibadah sosial yang diperintahkan Allah Subhanahu wata’ala dan Rasulullah Muhammad Shalallahu ‘alaihi wassalam. Ajaran ini salah satunya tertuang dalam Al Quran Surat An-Nisa [4]: 36, yang artinya “Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang- orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri”. Dalam QS. Al Baqarah [2]: 195 juga disampaikan yang artinya “Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik”. Selain itu dalam Hadist Riwayat Bukhori juga jelas disampaikan bahwa, “Jika Seseorang berbuat baik dalam Islamnya, maka tiap kebaikan yang diamalkannya dicatat sepuluh kali lipat sampai tujuh ratus, dan tiap dosa yang dilakukannya hanya dicatat satu.” (HR. Bukhari).
Oleh Sudono Syueb
Assuaiby.com, Sidoarjo - "Urip kudu urup" adalah sebuah filosofi Jawa yang berarti "hidup itu menyala". Menyala di sini berarti bermanfaat. Ungkapan ini mengajarkan bahwa hidup seharusnya memberikan dampak positif bagi orang lain, layaknya api yang memberikan cahaya dan kehangatan.
Arti perkata:
Urip: berarti hidup.
Kudu: berarti harus.
Urup: berarti menyala, bercahaya, atau bermanfaat.
Jadi, "urip kudu urup" menekankan pentingnya menjalani hidup dengan memberikan manfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Ini bukan hanya tentang keberadaan fisik, tetapi juga tentang bagaimana seseorang dapat memberikan kontribusi positif bagi lingkungannya.
Makna filosofis:
1. Memberikan manfaat:
Hidup seharusnya tidak hanya tentang keberadaan diri sendiri, tetapi juga tentang bagaimana kita bisa bermanfaat bagi orang lain, seperti api yang menerangi dan menghangatkan.
2. Menyebarkan kebaikan:
Filosofi ini mendorong setiap individu untuk berbuat baik dan menyebarkan kebaikan kepada sesama, menciptakan lingkungan yang lebih baik.
3. Memiliki tujuan dan makna:
Hidup harus memiliki tujuan yang jelas dan makna yang mendalam, yaitu memberikan manfaat bagi orang lain.
4. Menjadi teladan:
Seseorang yang menjalani filosofi ini diharapkan menjadi teladan bagi orang lain, menginspirasi mereka untuk hidup lebih baik dan bermanfaat.
Falsafah _Urip kudu urup_ ini nampaknya bersumber dari
Altruisme lslam yang mendorong umat lslam untuk menjadi makhluk sosial yang altruistik, yang gemar tolong menolong dalam kebaikan sebagaimana tertuang pada firmanNya, QS. Al-Maidah ayat 2:
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ
” … Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran…”.
Nabi Muhammad saw. juga mendorong umatnya untuk menjadi manusia yang altruistik dengan memberi manfaat pada orang laim, dengan sabdanya:
وَخَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
“Sebaik-baik manusia adalah dapat memberikan kemanfaatan bagi yang lainnya” (HR. Ahmad dan Ad-Daruquthni).
Karena oada hakekatnya sifat altruis yang kita lakukan itu akan kembali ke kita lagi seoerti firman Allah Ta'ala dalam surah Al-Isra’ ayat 7 yang berbunyi:
إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا
Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri.
Berbuat baik yang altruistik dalam lslam merupakan akhlak mulia yang merupakan perwujudan dari bentuk amalan ibadah sosial yang diperintahkan Allah Subhanahu wata’ala dan Rasulullah Muhammad Shalallahu ‘alaihi wassalam. Ajaran ini salah satunya tertuang dalam Al Quran Surat An-Nisa [4]: 36, yang artinya “Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang- orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri”. Dalam QS. Al Baqarah [2]: 195 juga disampaikan yang artinya “Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik”. Selain itu dalam Hadist Riwayat Bukhori juga jelas disampaikan bahwa, “Jika Seseorang berbuat baik dalam Islamnya, maka tiap kebaikan yang diamalkannya dicatat sepuluh kali lipat sampai tujuh ratus, dan tiap dosa yang dilakukannya hanya dicatat satu.” (HR. Bukhari).
0 Komentar