Umur Umat Rasulullah Tidak Lebih 100 Tahun dan Keberadaan Nabi Khidir

Umur Umat Rasulullah Tidak Lebih 100 Tahun dan Keberadaan Nabi Khidir

Oleh: Sudono Syueb

قال ىسول الله صل الله عليه وسلم:
‏ ‏أرأيتكم ليلتكم هذه فإن على رأس مائة سنة منها لا يبقى ممن هو على ظهر الأرض أحد ‏

Rasulullah SAW bersabda:
”Apakah kalian mengetahui malam kalian ini? (maka ingatlah) Karena sesungguhnya pada penghujung seratus tahun kedepan, tidak tersisa seorang pun di muka bumi (orang yang hidup di malam ini).”

Abu Dawud juga meriwayatkannya dalam hadisnya no 3784

 أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ قَالَ صَلَّى بِنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ لَيْلَةٍ صَلَاةَ الْعِشَاءِ فِي آخِرِ حَيَاتِهِ فَلَمَّا سَلَّمَ قَامَ فَقَالَ أَرَأَيْتُكُمْ لَيْلَتَكُمْ هَذِهِ فَإِنَّ عَلَى رَأْسِ مِائَةِ سَنَةٍ مِنْهَا لَا يَبْقَى مِمَّنْ هُوَ عَلَى ظَهْرِ الْأَرْضِ أَحَدٌ قَالَ ابْنُ عُمَرَ فَوَهِلَ النَّاسُ فِي مَقَالَةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تِلْكَ فِيمَا يَتَحَدَّثُونَ عَنْ هَذِهِ الْأَحَادِيثِ عَنْ مِائَةِ سَنَةٍ وَإِنَّمَا قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَبْقَى مِمَّنْ هُوَ الْيَوْمَ عَلَى ظَهْرِ الْأَرْضِ يُرِيدُ بِأَنْ يَنْخَرِمَ ذَلِكَ الْقَرْنُ

Bahwa Abdullah bin Umar berkata: Pada suatu malam Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah melaksanakan shalat isya bersama kami di masa-masa akhir hidup beliau. Setelah salam beliau kemudian berdiri dan bersabda: "Aku perhatikan malam kalian ini, sungguh dalam seratus tahun (kedepan), tidak seorang pun yang ada di muka bumi ini (dari malam tersebut) yang masih tersisa (hidup)." Ibnu Umar berkata: "Mendengar ucapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, kemudian orang-orang salah paham berkenaan dengan makna 'seratus tahun' dari ucapan beliau tersebut. Padahal sebenarnya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengatakan: "Orang-orang yang hidup hari ini, maka seratus tahun ke depan tidak akan ada lagi yang masih hidup di muka bumi." Maksudnya, beliau menegaskan bahwa masa itu akan terjadi."

Dalam riwayat lain disebutkan bahwa Ibnu ‘Umar radhiyallahu 'anhu mengatakan:”Maka orang-orang merasa cemas dengan apa yang dikatakan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.”

Imam Ahmad rahimahullah meriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu 'anhuma, ia pernah bercerita:”Pada suatu malam, pada akhir hidupnya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengerjakan shalat Isya. Seusai shalat, beliau bersabda:


‏ ‏أرأيتكم ليلتكم هذه فإن على رأس مائة سنة منها لا يبقى ممن هو على ظهر الأرض أحد ‏

”Apakah kalian mengetahui malam kalian ini? (maka ingatlah) Karena sesungguhnya pada penghujung seratus tahun kedepan, tidak tersisa seorang pun di muka bumi (orang yang hidup di malam ini).”

Imam Ahmad rahimahullah meriwayatkan dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu 'anhuma, dia bercerita, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda sebelum beliau wafat atau sebulan beliau wafat:

ما من نفس منفوسة ،- ما منكم من نفس اليوم منفوسة -، تأتي عليها مائة سنة ، وهي يومئذ حية "

”Tidak ada satu jiwa pun yang bernafas –atau tidak ada satu jiwa pun dari kalian pada hari ini yang bernafas- yang menjumpai seratus tahun yang akan datang dalam keadaan masih hidup pada saat itu.”

Ibnul Jauzi rahimahullah menuturkan:”Hadits-hadits shahih tersebut di atas menggugurkan pendapat yang menyatakan bahwa Khidir 'alaihissallaam masih hidup.”

Para Ulama rahimahumullah mengemukakan:”Lalu Khidir, jika dia tidak menjumpai zaman Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, sebagaimana hal itu adalah dugaan yang kuat yang bisa sampai kepada sebuah kepastian, maka tidak ada ada yang rumit. Dan kalaupun Khidir 'alaihissallaam sempat menjumpai zaman Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, maka hadits tersebut berkonskwensi bahwa dia tidak hidup setelah seratus tahun berikutnya. Maka jadilah dia pada saat ini telah tiada (tidak hidup lagi), karena dia termasuk dalam keumuman hadits tersebut. Dan, hukum asal dalam sebuah dalil tidak dikhususkan sebelum ada dalil yang valid yang shahih dan dapat diterima. Wallahu a’lam

Dalam kitabnya, at-Ta’riif wal I‘laam, al-Hafizh Abul Qasim as-Suhaili rahimahullah menceritakan dan gurunya Abu Bakar bin al-‘Arabi rahimahullah bahwa Khidir sempat mengalami zaman Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, tetapi berdasarkan hadits di atas dia meninggal dunia setelah itu.

Dalam perkataan Abu Qasim dalam kaitannya dengan Imam al-Bukhari rahimahullah bahwasanya dia mengemukakan hal ini, dan bahwasanya Khidir masih hidup sampai zaman Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, perlu ditinjau kembali. Dan as-Suhaili menguatkan pendapat hidupnya Khidir dan dia menceritakannya dari kebanyakan ulama. Dia berkata:”Adapun berkumpulnya Khidir dengan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan ta’ziyahnya kepada Ahlil Bait, maka diriwayatkan dari jalur yang shahih.” Lalu dia menyebutkan hadits-hadits yang lalu yang telah kami dha’ifkan dan dia tidak membawakan sanadnya.Wallahu A’lam

0 Komentar