lbnu al Qayyim al Jauzi: Jangan Membanggakan Nasab

lbnu al Qayyim al Jauzi: Jangan Membanggakan Nasab

Oleh Sudoni Syueb

Assuaiby.com, Sidoarjo - Suatu saat lbnu al Qayyim al Jauzi berkata: 

ابو لهب هاشمي من اشراف القريش سيصلى نار ذات لهب وبلال حبشي سمع النبي صل الله عليه وسلم خشخشة نعله في الجنة فلا تتافخر باصلك فالعبرة بمن التقي

Abu Lahab adalah seorang Bani Hasyim dari tokoh terhormat Quraisy akan tetapi, dia akan masuk ke dalam neraka yang apinya bergejolak menyala-nyala.

Sementara itu, Bilal al-Habsyi, seorang budak yang suara sandalnya didengar Nabi SAW di surga (padahal Bilal masih di dunia). Janganlah kamu berbangga dengan asal-usulmu, karena yang terpenting adalah siapa yang paling bertakwa.

Penjelasan singkat

Abu Lahab adalah seorang Bani Hasyim dari tokoh terhormat Quraisy.
Abu Lahab berasal dari suku Bani Hasyim, yaitu suku Nabi Muhammad SAW, dan merupakan salah satu tokoh terhormat Quraisy, yaitu salah satu pemimpin dan tokoh masyarakatnya. 

Akan tetapi, dia akan masuk ke dalam neraka yang apinya bergejolak menyala nyala.
Meskipun dia memiliki nasab dan kedudukan yang tinggi, Allah SWT telah menetapkan bahwa Abu Lahab akan masuk ke dalam neraka. Hal ini menunjukkan bahwa nasab tidak dapat menggantikan amal shaleh dan ketakwaan.

Sementara itu, Bilal al-Habsyi, seorang budak tetapi Nabi SAW mendengar suara sandalnya di surga.
Bilal bin Rabah, seorang budak Habasyah, merupakan salah satu orang yang pertama kali memeluk Islam dan termasuk orang yang dekat dengan Nabi SAW. Nabi SAW mendengar suara sandal Bilal di surga. Hal ini menunjukkan bahwa ketakwaan dan amal shaleh merupakan standar yang sebenarnya di sisi Allah, bukan nasab.

Maka janganlah kamu berbangga dengan asal-usulmu, karena yang terpenting adalah siapa yang paling bertakwa.

Inilah inti dari nasihat lbnul Qayyib  tersebut, yaitu bahwa seseorang tidak seharusnya berbangga dengan nasab atau asal-usulnya, melainkan harus berbangga dengan ketakwaan dan amal shalehnya, karena ketakwaanlah yang menentukan nasib seseorang di akhirat kelak.


Ringkasan:

Maqalah ini membawa pesan penting bahwa ketakwaan dan iman merupakan standar yang sebenarnya di sisi Allah, dan bahwa nasab serta kedudukan sosial tidak akan bermanfaat jika tidak ada ketakwaan.

0 Komentar