Assuaiby.com, Surabaya – Lipase memiliki potensi menjadi bahan kimia serbaguna yang tidak menyebabkan kerusakan lingkungan. Potensi lipase tersebut menjadi sorotan Prof Dr Sri Sumarsih Dra MSi, Guru Besar Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga (UNAIR) dalam kajiannya. Hasil kajiannya itu ia sampaikan melalui orasi ilmiah dalam rangka pengukuhannya sebagai guru besar, Kamis (8/5/2025).
Dikukuhkan sebagai guru besar dalam bidang ilmu teknologi enzim, Prof Sri menyampaikan orasi ilmiah berjudul Inovasi Pengembangan Lipase Unggul melalui Teknologi Skrining Mikroba dan Kloning Gen. Prof Sri mengungkapkan bahwa lipase bersifat multifungsi, perannya tidak hanya sebagai hidrolisis lemak. Melainkan juga alkoholisis, esterifikasi, transesterifikasi.
“Kemampuan ini menjadikan lipase sangat berperan dalam produksi biodiesel, industri pangan, obat-obatan, detergen, kosmetik. Bahkan dalam pengolahan limbah dan industri kertas yang berwawasan lingkungan,” tuturnya.
Potensi Lipase
Lipase yang dihasilkan oleh mikroba, seperti bakteri dan jamur, sangat potensial untuk industri. Sebab, produksinya mudah secara massal, hemat biaya, dan dapat termodifikasi secara genetik untuk meningkatkan performanya. Prof Sri menyebut aplikasi enzim dalam berbagai industri semakin meningkat seiring kebutuhan akan proses yang lebih efisien, ramah lingkungan, dan berkelanjuta
Namun, Indonesia sebagai negara yang kaya akan keanekaragaman hayati belum turut serta memanfaatkan peluang ini. “Hingga saat ini Indonesia masih tergantung pada impor enzim untuk memenuhi kebutuhan industri. Oleh karena itu, kemandirian dalam produksi enzim menjadi langkah strategis yang harus segera diwujudkan,” ujarnya.
Pengembangan Lipase
Lebih lanjut, Prof Sri menyampaikan bahwa terdapat dua pendekatan utama untuk menemukan dan mengembangkan lipase unggul, yakni melalui pendekatan isolasi mikroba dan metagenomik. Isolasi mikroba dilakukan dengan mengisolasi mikroorganisme dari berbagai sumber alam, lalu menyeleksi hingga diperoleh isolat terbaik untuk diproduksi skala laboratorium maupun industri.
“Sementara itu, pendekatan metagenomik menawarkan keunggulan tanpa perlu mengkontipasi mikroba. DNA langsung diekstraksi dari lingkungan, misalnya tanah, untuk kemudian dibuat pustaka metagenom. Kemudian, diseleksi berdasarkan aktivitas lipase, dilanjutkan optimasi serta karakterisasi enzim,” jelasnya.
Setelah penemuan lipase, Prof Sri mengatakan perlu adanya kloning gen untuk menggandakan dan memasukkannya ke bakteri (misalnya E. coli). Sehingga dapat produksi dalam jumlah besar. Seperti dalam penelitiannya bersama tim dosen program studi Biologi FST UNAIR yang menghasilkan ekspresi gen lipase dengan baik dari bakteri Serratia marcescens melalui proses kloning gen.
Pada akhir, Prof Sri berpesan agar instansi-instansi terus mengembangkan riset dan uji coba penemuan lipase. “Indonesia memiliki sumber daya mikroba yang luar biasa. Dengan eksplorasi berbasis bioteknologi modern termasuk pendekatan metagenomik dan rekayasa genetika. Kita berpeluang untuk mengembangkan produk enzim dari dalam negeri, mengurangi ketergantungan terhadap impor, serta memperkuat kemandirian industri nasional,” pungkasnya.
Foto: Prof Dr Sri Sumarsih Dra MSi saat pengukuhannya sebagai guru besar Fakultas Sains dan Teknologi (FST) di bidang ilmu Teknologi Enzim. (Foto: PKIP UNAIR
Penulis: Selly Imeldha
Editor: Yulia Rohmawati"
Sumber: unair.ac id
Admin: Sudono Syueb
0 Komentar